Bukan Sekedar KAMUS!

loading...

HANYA SINOPSIS

Tindakan manusia mau tidak mau pasti dipengaruhi oleh lingkungan dan suasana hati. Percaya atau tidak, tapi itu adalah kenyataannya. Hati yang gembira, jika lingkungan tidak mendukung kegembiraan itu, dalam sekejab saja akan berubah menjadi mimpi buruk. Hati yang berduka, jika berada dalam suasana yang ceria dan menghiburkan, pasti sedikit banyak kedukaan itu akan terkikis. Senyum akan tersunging dan hati akan kembali berseri.

Sebenarnya perasaan itu mengikut pikiran. Apa yang dipikirkan itu ada karena panca indera. Penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Satu saja tidak sesuai dengan standar penilaian, pasti akan muncul dalam pemikiran. Pemikiran bagaimana agar sesuatu yang menjadi “bahan pemikiran” tersebut bisa sesuai dengan standar dan tolak ukur yang telah di tetapkan. Apa dan bagaimana tolak ukur itu di buat? Itu tergantung dari masing-masing individu. Karena tergantung pada masing-masing individu, muncullah yang disebut perbedaan pendapat. Untuk menyatukan atau meminimalkan konfrontasi akibat perbedaan itu, maka munculah penyelarasan kolektif yang di sebut dengan norma dan tradisi.

Ada tiga jenis hubungan hakiki yang tidak dapat dipungkiri di dunia ini. Hubungan persaudaraan, pertemanan dan hubungan kerja. Setiap hubungan dapat dibedakan menjadi dua jenis. Simbiosis Mutualisme atau Parasit Obligat. Semua orang, menurut pandangan saya pasti lebih cenderung menjaling hubungan yang bersifat Mutualisme. Saling membutuhkan dan saling menguntungkan.. Ini adalah dasar kebahagiaan dan keabadian sebuah hubungan. Masing-masing menyadari satu sama lain saling membutuhkan sehingga terikat suatu kondisi tarik menarik dan saling mempertahankan. Seperti hukum magnet. Dimana kutub utara jika bersemuka dengan kutub selatan akan menghasilkan sebuah energi magnetik yang populer yaitu tarik-menarik. Atau istilah kasarnya “Use me! And I'll use You” atau seperti dalam hukum perkalian, dimana negatif jika dikalikan dengan negatif maka hasilnya pasti positif.

Simbiosis mutualisme tidak akan bertahan lama jika salah satu pihak memiliki rasa superior, egois dalam bentuk egosentris. Dimana istilah “Use me, and I'll use You!” dikalkulasi, di mistifikasi atau di manipulasi untuk “Fortune and Glory”. Dimana memberi dan menerima tidak langsung di akhiri dengan ucapan terima kasih yang tulus, tapi perlu di kalkulasi dulu untung dan ruginya. Sindrom dari sebuah hubungan Simbiosis Mutualisme adalah rasa Tidak Percaya dan Opini pihak ketiga.

Sebuah garis lurus mendatar horisontal lebih stabil dan lebih mudah dilihat, dinilai secara sederhana daripada sebuah garis segitiga. Sebab sangat susah mendapatkan segitiga yang betul-betul sama kaki. Keharmonisan tidak dapat di lihat dari luar tapi hanya bisa di rasakan. Ketulusan adalah barometer sebuah hubungan. Dalam istilah sederhananya, “Apa yang di berikan oleh hati, akan diterima hati”. (Bersambung)
loading...
Bagikan :
Back To Top