Baru terpikir akan jawabannya beberapa saat lalu saat melintas di blognya cik CempakaMelati. Entry nya yang berjudul Bukan Ayat Al Qur'an telah menggugah hati dan kesadaran saya.
Cuplikan dari Injil Mathius |
Sebagai yang terkecil dan degil diantara generasinya, saya selalu pergi mengaji paling awal dan pulang kerumah paling akhir. Tapi mengaji.. paling akhir khatamnya. Sebab..sebab.. sekali melangkah tiga pulau terlampaui. Sebelum belajar mengaji..pergi latihan bulutangkis dulu. Sepulang mengaji, pergi belajar main catur. Juara bulutangkis pernah... juara catur pernah.. tapi juara mengaji? naaaa..... tapi membaca bolehlah.. apalagi Yasin dan Al Waqiah... hapal di luar kepala. hehehe
Namun yang paling penting dari belajar mengaji adalah agar bisa membedakan mana yang ayat Al Qur'an mana yang bukan. Sehingga jika menemui benda seperti dalam Entry nya cik Cempaka Melati tidak perlu merasa tertipu dan terpedaya. Kalau ayat Injil di tulis dalam bahasa Arab, tetap saja namanya ayat Injil.. kan. Kalau sampai ada yang menyangkahnya sebagai ayat Al Qur'an.... ya bukan salah yang menulisnya... tapi salah sendiri tak tau baca...
So... intropeksi. Terkadang bukan niat orang untuk menipu atau memperdaya kita. Tapi ketidak tahuan kita sendiri yang membuat kita terpedaya...
Salam damai selalu...
loading...