Bukan Sekedar KAMUS!

loading...

Masjid Besar Mataram

Masjid Besar Mataram adalah salah satu bangunan penting kerajaan Mataram yang masih berdiri hingga saat ini. Babad Momana menyebutkan bahwa masjid ini selesai dibangun pada tahun 1589 masehi terletak di Kotagede, desa Jagalan, kecamatan Banguntapan, kabupaten Bantul. Masjid ini di bangun pada masa pemerintahan Panembohan Senopati yang bertahta pada tahun 1575-1601.


Kompleks Masjid Besar Mataram Kotagede dibagi dalam beberapa bagian, yaitu : halaman, bangunan utama, bangunan tambahan dan makam. Di halaman masjid terdapat sebuah pohon beringin yang usianya sudah ratusan tahun. Pohon tersebut oleh penduduk sekitar di namakan "Wringin Sepuh". Masih di halaman masjid, juga terdapat sebuah gapura yang terbuat dari batu bata yang berbentuk paduraksa serta sebuah tembok yang berbentu hurup 'L' di mana terukir lambangan kerajaan. Konon katanya, gapura Puduraksa dan tembok tersebut adalah suatu simbol penghargaan dari sultan Mataram pada warganya yang non muslim yang turut serta bergotong royong menbangun masjid tersebut. Terbukti sudah bahwa sejak zaman dahulu toleransi antar umat beragama di pulai jawa khususnya Mataram sangat tinggi. Selain gapura yang ada di pintu masuk halaman masjid, ada dua gapura lagi yang mempunyai bentuk yang sama di sisi utara dan selatan.

Bangunan utama Masjid Besar Mataram berbentuk segi lima di bangun dengan berbagai material seperti batubata, semen, pasir dan kayu. Bagian serambinya ditopang oleh 26 buah tiang kayu jati. Lantai serambi dari tegel abu-abu. Sedangkan, atap serambi yang berbentuk tumpang terbuat dari papan sirap. Di ruang serambi terdapat bedug berukuran panjang 184 sentimeter dengan diameter 85 sentimeter dan kentongan yang berukuran panjang 114 sentimeter dengan diameter 40 sentimeter. Bedug itu merupakan hadiah dari Nyai Pringgit yang berasal dari Desa Dondong, Kabupaten Kulon Progo.

Ruang utama mempunyai luas 15,22x14,19 m. di topang oleh empat buah pilar yang di sebut soko guru yang terbuat dari kayu jati. Di dalam ruang utama ini terdapat mihrab yang berukuran panjang 1,60x2,18x2,92 m yang pada bingkainya terdapat ukira-ukiran indah yang bermotif sulur daun. Di sebelah kanan mihrab terdapat mimbar yang berukuran 2,19x1,40x2,65 meter. Konon menurut sejarah, mimbar tersebut merupakan hadiah dari seorang adipati dari Palembang yang di bawa sendiri oleh Sultan Agung sekembalinya dari tanah suci.

Di sebelah selatan bangunan utama, terdapat tempat sholat untuk wanita (Pawestren) sementara di sebelah utara bangunan induk terdapat bangunan tambahan yang dipergunakan sebagai tempat wudhu lengkap dengan dua buah kamar mandi. Bangunan ini merupakan hasil dari renovasi karena bangunan aslinya sudah rusak.

Di halaman Masjid Besar Mataram juga terdapat tiga buah kompleks pemakaman. yaitu Prabayaksa (terletak di bagian depan), Wilata (bagian tengah) dan Tajug (bagian belakang). Kompleks makan Prabayaksa berada dalam jagaan keraton Surakarta, sementara kpmpleks makan Witana dan Tajug berada dalam perawantan kesultanan Yogyakarta.

Secara keseluruhan, bangunan Masjid Besar Mataram Kutogede di kelilingi oleh pagar tembok yang ukurannya tidak seragam. Tembok bagian kiri di bangun pada masa Sultan Agung mempunyai ukuran batu bata yang agak besar, berwarna merah serta terdapat batu yang laksanan marmer yang pada permukaanya terukir aksara jawa. Sedangkan tembok yang satu lagi adalah hasil renovasi yang dilakukan oleh Paku Buwono X yang temboknya terbuat dari batu bata berwarna merah muda, berukuran kecil dan polos. Oh ya..di halamn masjid juga terdapat sebuah prasasti berwarna hijau yang berfungsi sebagai tanda bahwa Paku Buwono X pernah merenovasi masjid ini.

SRC :Sumber:
http://uun-halimah.blogspot.com/2008/06/masjid-besar-mataram-kotagede-daerah.html
http://www.pelita.or.id
http://jengjeng.matriphe.com
loading...
Bagikan :
Back To Top