Mencungkup Makam dalam keluarga saya adalah dilarang. Aturan itu sudah di tetapkan sejak zaman nenek moyang dulu. Ada 2 alasan yang mendasarinya
1. Dari pada menghamburkan uang untuk hal-hal yang tidak tentu gunanya, adalah lebih baik kalau uang tersebut di gunakan untuk beramal Jariyah.
2. Untuk mencegah perbuatan Syirik dan Musyrik. Ziarah ke makam bukan kewajiban tapi disarankan..agar kita selalu ingat bahwa setiap yang hidup pasti akan mati. Makam yang di tumbuhi rumput dan tanaman bunga-bunga an lebih baik.
Sebab itu, dalam keluarga kami tidak ada satupun makam anggota keluarga yang di cungkup. Jika ada yang berniat mencungkup makam pasti akan di ingatkan untuk tak melakukannya. Oh ... terlupa, ada satu makam leluhur yang di cungkup dari pihak ayah. Mungkin karena letaknya yang jauh yaitu di Sidoarjo, Surabaya maka terlepas dari pengawasan. Terakhir kali berziarah kesana di tahun 2001, makam tersebut telah di cungkup dan di pondasi dengan begitu indah dan lengkap dengan mushola, tempat penginapan serta juru kunci. Tempat tersebut telah menjadi ajang wisata religius bagi mereka yang punyai hajat. Apakah itu namanya? Syirik atau Musyrik? Tapi percayalah... perbuatan mencukup makam yang satu ini bukan perbuatan anak cucuk beliau tapi perbuatan orang lain...para penziarah yg nyekar kesana dengan suatu hajat dan terkabul.
Seperti biasa setiap bailik kampung, anggota keluarga disarankan untuk mengunjungi makam leluhur dan handai tolan di pemakam umum Kencono Jati yang sudah seperti makam keluarga. Dari cangah, buyut, nenek hingga paman/bibi dari pihak ibu di kuburkan di kuburan Kencono Jati tersebut. Semoga jika saat ku tiba..saya akan mendapat tempat peristirahatan di samping mereka.
Mencungkup makam memanglah niat yang baik tapi akan lebih baik lagi jika dananya di gunakan untuk hal-hal lain yang lebih bermanfaat. Mendoakan orang yang telah wafat adalah wajib bagi anak cucu nya tapi berdoa di makam demi suatu hajat? yo lalala....
loading...
