Bukan Sekedar KAMUS!

loading...

Robot Sex di Kompasiana

robot sex Robot Sex ternyata tidak mengebohkan dunia tapi mengemparkan Kompasiana. Dengan kalimat pembuka “Dunia kini sudah semakin tua dan gila..! Berita menghebohkan dari negeri China. Sebuah perusahaan di China, yang bernama LOVE SEX COMPANY akan memproduksi secara massal

ROBOT SEX” yang bisa diajak bercengkerama bahkan melakukan sex dengan lawan bicaranya….. dengan harga Rp 42 juta….” tulisan dari Kompasioner Ella Zulaeha (not me.. really) ini mengundang komentar yang beraneka ragam. Tapi intinya ada yang kagum, penasaran…. bahkan memuji… Robot Sex lho… hasil inovasi peradapan tingkat tinggi yang bernama manusia.

Kalau menurut opini saya, bukan Dunia yang semakin tua dan gila… tapi manusia yang tinggal diatasnya. Wanita dan Pria di ciptakan untuk saling melengkapi demi terciptanya keharmonisan dan keseimbangan alam. kalau peran satu dan lainnya di gantikan oleh robot??? Bagaimana akan tercipta keseimbangan? Apakah betul untuk memenuhi hasratnya manusia membutuhkan Robot Sex?? Apakah hal seperti ini tidak akan merusak moral dan mental serta ‘martabat’ manusia sebagai makhluk berakal? Menyetubuhi robot…  ckckckckc…. let me think… naaaa… Hope that never happen.

Jujur sebagai manusia dengan pemikiran clasic universal saya telah merubah prinsip dan pandangan ‘No sex before marriage’ dan akan lebih mendukung kalau laki2 berhubungan dengan wanita dengan status apapun juga dari pada melihat lelaki dan wanita melampiaskan emosinya pada Robot.

Yang menarik, ternyata banyak yang tertarik dengan keberadaan Robot Sex ini sehingga perusahaan Love Sex Company banyak menerima order. Apalagi bisa memilih.. mau yang seperti Angelina Jolie atau Brad Pitt.

Menbaca komentar kompasioner tentang tulisa ‘Robot Sex..’ di kompasiana sungguh membuat merinding. Ada kompasianer wanita bertanya..”Ada robot sex laki2 nggak ya?” yang kemudian di replay oleh kompasianer pria dengan jawaban “ ….robot laki2 sedang didesign…sementara itu pake yg murah meriah dulu yaitu -beli terong di pasar…” Geli dan miris membacanya. Menginggatkan ku pada kasus pembunuhan Nurin… bocah malaysia.. duh…
loading...
Bagikan :
Back To Top