Kemarin saya terbaca sebuah artikel tentang Makelar Kasus (Gayus), dan cara penyelesaian kasusnya. Ada yang bilang, harus dilakukan operasi khusus untuk memberantasnya. KKN sudah berakar teramat dalam di negeri tercinta ini, penyelesaian dengan cara menciduk oknum-oknum pelaku, tidak akan memberantasnya. Harus di gelar operasi khusus untuk menangulangi dan memberantas KKN dan Makelar Kasus tersebut.
Kawan saya memberi ide, katanya “operasi” tersebut harus di beri nama yang keren agar terkesan sangar dan menakurkan. Seperti “Operasi Kobra”, logikanya dengan memotong kepala ular, pasti seluruh jaringan akan hancur. simple kan??
Seorang kawan yang selalu pesimis disaat orang lain optimis hanya tersenyum sinis. Katanya, tidak selamanya nama yang sangar itu membuat orang takut. Beri nama yang sedikit nyrtrik aja. Misalnya “Operasi Kutil”. Karena menurutnya, memotong kepala ular itu lebih mudah daripada mematikan kutil di badan. Tapi kemungkinan suksesnya sangat kecil, karena ular bisa bersembunyi dan melarikan diri. Dan para pemburunya bisa dengan mudah mencari alasan jika gagal. Itulah gambaran yang terjadi sekarang. Yang di sangkah pelaku sudah di tangkap dan meja hijaukan, tapi saat akan di eksekusi.. selalu saja bisa berkelit dan meloloskan diri. Ular kok di lawan…
Klau kutil kan nggak bisa lari kemana-mana. Kalau dah di korek berkali-kali nggak habis-habis juga, artinya belum ketemu induknya. Jadi pemburu kutilnya, tidak punya alasan untuk menyalahkan si kutil, tapi harus intropeksi diri… kenapa selalu gagal? Bisa jadi pemburu kutilnya kurang rajin mencari, kurang informasi dan tidak kreatif.
Kawan saya memberi ide, katanya “operasi” tersebut harus di beri nama yang keren agar terkesan sangar dan menakurkan. Seperti “Operasi Kobra”, logikanya dengan memotong kepala ular, pasti seluruh jaringan akan hancur. simple kan??
Seorang kawan yang selalu pesimis disaat orang lain optimis hanya tersenyum sinis. Katanya, tidak selamanya nama yang sangar itu membuat orang takut. Beri nama yang sedikit nyrtrik aja. Misalnya “Operasi Kutil”. Karena menurutnya, memotong kepala ular itu lebih mudah daripada mematikan kutil di badan. Tapi kemungkinan suksesnya sangat kecil, karena ular bisa bersembunyi dan melarikan diri. Dan para pemburunya bisa dengan mudah mencari alasan jika gagal. Itulah gambaran yang terjadi sekarang. Yang di sangkah pelaku sudah di tangkap dan meja hijaukan, tapi saat akan di eksekusi.. selalu saja bisa berkelit dan meloloskan diri. Ular kok di lawan…
Klau kutil kan nggak bisa lari kemana-mana. Kalau dah di korek berkali-kali nggak habis-habis juga, artinya belum ketemu induknya. Jadi pemburu kutilnya, tidak punya alasan untuk menyalahkan si kutil, tapi harus intropeksi diri… kenapa selalu gagal? Bisa jadi pemburu kutilnya kurang rajin mencari, kurang informasi dan tidak kreatif.
loading...
