Bukan Sekedar KAMUS!

loading...

Manusia berasal dari batu ???

Kenapa tidak mau mengakui bahwa semakin hari semakin banyak manusia yang tidak berhati? Bukan tentang siapa /apa/ asal darimana. Tapi manusia secara keseluruhan tanpa mengklasifikasikannya berdasarkan sosiologi, demografi, topografi, geografi....geologi..?? Hah... manusiakan asalnya dari bebatuan...yang telah lapuk. Oleh karena itu terkadang sifat keras hati dan kepala batunya muncul sesekali waktu,  mengalahkan nuraninya yang suci.

Sifat kejam, bengis, jahat..(apalagi, ya??) merupakan unsur dasar sifat manusia. Semua orang memilikinya. Hanya kadarnya saja yang berbeda. Berapa besar kadar yang dimiliki setiap orang? No body knows! Bahkan orang itu sendiripun tidak tahu... dan tidak perlu merasa tahu. Sebab itu alat untuk mengukur kejahatan manusia tidak ada yang mau menciptakan. Seandainya alat itu ada, pasti  ada yang mengontrol dunia manusia. Skenarionya begini....


Begitu seorang ibu mengandung, lakukan USG untuk mengukur kadar sifat jahat...kalau kadar sifat jahat/begis/kejamnya tinggi.. cancel. Jangan birkan terlahir. Jadi yang menghuni dunia ini adalah orang yang kadar kejahatan/kekejaman/kabengisannya rendah. Dan alangkah bahagiannya saya karena tidak termasuk golongan orang2 yang terlahir kedunia. Karena saya merasa tingkat kekejaman/kejahatan dan kebengisan saya tinggi. Kalau tidak.... saya pasti tidak mengusulkan skenario ini :(.

Namun begitu, mungkinkah meng-Eliminasi mereka yang jahat akan membuat dunia aman/tentram dan damai? Karena perbuatan jahat itu sendiri bukan terjadi dengan sendirinya...tapi pasti ada karena pengaruh lingkungan juga.  Percayahkan Anda pada Karma??

Btw, sebenarnya saya ingin bicara tentang banyaknya kasus penganiayaa dan kakejaman yang terjadi akhir- ini. Tentang maid dianiaya majikan, tentang maid yang mrnganiaya majikan, tentang anak kecil yang dianiaya, tentang sesama manusia yang saling bunuh dan bersengketa demi tanah yang akan menjadi kubur mereka atau demi sebuah nama. Tapi karena semua komentar intinya menyalahkan satu pihak tertentu dari pada menerimanya sebagai satu hakikat kehidupan dan menjadikannya sebagai sebuah pengajaran. Segala sesuatu, pasti ada sebab musababnya. Tidak ada sembarang kejadian yang berdiri sendiri di dunia ini.

Saya sering mendengar, setiap kali orang tertimpah musibah maka di sarankan untuk bertabah dan tawakal atau menghibur diri dengan mengatakan "....tuhan sayang dengan kita."  Nak daripada saling mencela bukan lebih baik kalau kitapun menghibur diri kita dengan mengatakan... "ya..memang sudah takdirnya".

Pikir secara logika, Berapa banyak pembantu yang aniaya majikan ( Pembantu indonesia di aniaya& diperkosa) ? Berapa orang anak majikan yang dianiaya pembantunya (Pengasuh aniaya budak)? atau berapa banyak pembantu yang menganiaya Majikan ( Indonesian Maid pintar sihir)? Haruskah semua di pukul rata dengan tudingan.."Oh...memang orang Arab/Malaysia itu tukan aniaya.... atau "oh memang pembantu Indonesia itu pandai ilmu sihir dan suka menganiaya majikan".  Adil kah??

Mengatakan orang "jahat" itu memang mudah daripada mencari tahu sebab mengapa orang itu menjadi "jahat". Saya pun sering melakukan hal seperti itu jika saya di jahati orang. Tapi kemudian setelah saya pikir-pikir lagi tidak mungkin orang akan men-jahat-i saya tanpa sebab,... pasti ada sebabnya. Duh panjangnya entry ini.....
loading...
Bagikan :
Back To Top