Saya mempunyai seorang kawan yang telah meninggal dunia. Namanya Indah. Kami bertetangga, meski tidak begitu akrab tapi setiap berjumpa tidak lupa untuk saling menyapa dan bertanya kabar. Dia lebih tua 3 tahun dari saya. Karena kami sama2 orang jawa maka saya memanggilnya Mbak yang artinya kakak. Kami kuliah di tempat yg berlainan. Dia seorang siswa di Institut Agama Islam Negeri sedang saya hanya belajar ilmu pertanian di sebuah Politeknik. Indah mempunyai seorang adik yang bernama Lastri. Orang tuanya dan keluarga saya berkawan baik. Bahkan hampir seluruh tetangga menuakan keluarga Indah dan menghormatinya.
Satu bulan sebelum graduation, Indah meninggal dunia. Entah apa penyebabnya saya tidak begitu paham. Tinggallah Lastri menjadi anak satu-satunya. Orang tua Indah sudah tua namun sangat giat bekerja. Lastri yang usianya lebih mudah 2 tahun dari Indah juga kuliah di Institut yang sama. Setiap kali berjumpa dengan saya, mereka selalu bercerita tentang Indah dan harapan2nya yang kandas. Satu2nya harapan yang tersisa adalah LAstri. Kedua orang itu sudah berencana, begitu Lastri lulus wisuda, menikah dan berumah tangga...kedua orang tua Indah akan menjual semua ladang dan kedainya dan ikut Lastri. Kami para tetangga yang sangat menyayanginya sudah melarang. Tapi keduanya berkeras.
Sepertinya saya lulus sekolah lebih dulu dari Lastri. Dan sejak saat itu saya melalang buana hingga terdampar di malaysia ini. Jarang sekali menjenguk kampung halaman. Setahun saya di malaysia, terdengar berita kalau orang tua indah telah menjual semua hartanya dan pergi mengikut Lastri dan suaminya. Beliau berdua sudah nekat dan tidak mau lagi mendengar nasihat kawan dan tetangga yang sudah berpuluh-puluh tahun hidup rukun bersama bahkan sudah seperti keluarga. Tak sampai setahun hidup bersama Lastri, kedua orang tua Indah pergi dari sana karena tak sangup hidup tersia-sia dan di perbudak anaknya. Kedua orang tua Indah tidak kembali ke kampung kami, malu katanya. Padahal, di kampung mereka masih mempunyai sepetak tanah yang dulu tidak ikut terjual. Kejadian itu terjadi 4 tahun yang lalu.
Namun entah mengapa, malam ini tiba2 saja teringat pada Indah dan kedua orang tuanya. Hatiku bertanya-tanya,,,, Di manakah sekarang kedua orang tua Indah? Sehat wal a'fiat kah? Kenapa ada anak yang tega menyia-yiakan orang tuanya sendiri...padahal mereka telah berkorban segala untuknya? Kalau tak mau di repoti,.. LAstri kan bisa saja melarang kedua orang tuanya menjual rumah, tanah dan kedainya... dan meminta mereka untuk tinggal bersama sebagai percobaan. Sehingga kalau tidak betah atau tidak kerasan.. sewaktu-waktu ada tempat untuk pulang... kenapa dia tidak berpikir begitu? Kisah malin kundang wanita kah?
loading...