Bukan Sekedar KAMUS!

loading...

Belenggu Hati

Belenggu Hati

adalah situasi dimana nurani yang selalu menyuarakan kebenaran dikalahkan oleh berbagai pertimbangan. Dalam kehidupan ini, seringkali kita diperlihatkan pada segala sesuatu yang berada di luar perkiraan, jangkauan akal bahkan sesuatu yang tidak seharusnya terjadi menjadi terjadi. Ada yang bilang apa yang ada di hati, akan terpikirkan oleh otak, diucapkan oleh mulut dan di realisasikan melalui tindakan. Hati adalah pusatnya. Fitrah manusia tersimpan dalam hatinya. Dalam hati manusia ada God-Spot dimana suara tuhan terekam dalam jiwa. Hati selalu menunjukan kepada kebenaran. Namun pertimbangan otak terkadang membuat kebenaran itu menjadi abstrak.

Hati yang terbelenggu adalah hati yang sebagai pusat dari segala kebenaran tidak mampu mencegah seseorang melakukan perbuatan 'jahat' atau 'tidak bertanggung jawab'. Ketika seseorang akan berbuat hal yang melenceng dari norma, aturan, aqidah dan budi pekerti, pasti akan dilarang oleh hati nuraninya. Kalau seseorang tersebut tetap melakukan perbuatan 'tercela' tersebut, hati akan memberikan nasehat. Jika tetap dilakukan maka pada akhirnya akan muncul  rasa sesal. Rasa sesal itulah yang dikatakan sebagai 'tanda kembali' kepada kebenaran.  
ada tujuh faktor yang dapat menjadi penyebabnya, yang membuat manusia berada pada situasi dimana hatinya tidak lagi berfungsi dengan baik, tidak menunjukan arah kebenaran karena telah terabaikan oleh berbagai pertimbangan. Suara hati sebagai pemberi informasi utama dan penting telah tertutup dan terbutakan serta terbelenggu oleh beberapa faktor, yang antara lain:
  1. Prasangka. Tindakan manusia sangat tergantung pada pikiran dan juga lingkungannya. Manusia bertanggung jawab penuh terhadap respon yang dipilihnya dalam menyingkapi hasil pemikirannya. Lingkungan yang negatif akan membuat seseorang selalu berpikiran negatif, berprasangkah sehingga menciptakan rasa tidak aman yang akan mengarah pada pemberontakan.

  2. Prinsip Hidup, adalah suatu upaya pencarian dan percobaan-percobaab yang bertujuan untuk menemukan jati diri dan arti hidup yang sebenarnya. Prinsip yang tidak fitrah pada akhirnya pasti akan mengantar seseorang ke gerbang kegagalan. Prinsip yang tidak sesuai dengan hati nurani atau yang mengabaikan hati nurani akan mengakibatkan kesengsaraan baik pada diri sendiri maupun khalayak.

  3. Pengalaman Hidup adalah kejadian-kejadian yang dialami oleh seseorang yang berperan penting dalam menentukan pola pikir seseorang yang nantinya akan membentuk paradigma yang melekat dalam pikirannya. Seringkali paradigma tersebut dijadikan sebagai suatu tolak ukur bagi dirinya sendiri dalam menilai orang lain dan lingkungannya. Yang tentu saja menyebabkan sifat Egosentris yang pastinya akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

  4. Kepentingan dan Prioritas. Suara hati nurani kita turut serta dalam memberikan informasi yang sangat penting dalam menentukan suatu prioritas. Namun seringkalinya, suara hati nurani ini diabaikan oleh kepentingan dan nafsu sesaat atau kepentingan untuk memperoleh keuntungan jangka pendeng yang justru mengakibatkan kerugian jangka panjang.

  5. Sudut Pandang. Sudut pandang seseorang dalam melihat lingkungan persekitarannya berbeda antara satu dan yang lain. Sudut pandang seseorang itu bisa saja salah dan menyesatkan. KArena itu dalam melihat sudut pandang sebaiknya menemukan tolak ukur dulu agar tidak terjadi salah kapra dan sengketa. Perselisihan yang sering terjadi didunia ini kebanyakannya disebabkan oleh sudut pandang berbeda yang saling bertentangan antara satu pihak dan yang lainnya.

  6. Pembanding. Manusia cenderung selalu membandingkan antara yang satu dengan yang lain hingga tidak menjauhi kebenaran. Padahal perbandingan itu sendiri tidak perlu karena masing-masing hal mempunyai kelebihan dan kelemahan sendiri. (No body perfect!) Kebenaran yang dicarinya akan dapat ditemui jika hal-hal yang dipersoalkan kembali di rujuk pada hati, karena dalam hati manusia itulah Tuhan YME telah menurunkan sifat-sifat kebaikannya yang mulia.

  7. Literatur, sumber, dalil dan hukum-hukum agama. Manusia memiliki sifat ingin tahu yang menyebabkan kecenderungan untuk selalu ingin belajar dan mempelajari banyak hal untuk mengetahui kebenaran. Meski terkadang kebenaran itu sengaja disembunyikan untuk suatu kebaikan.. Dengan kekal dijalan-Nya, melalui doa, ibadah dan ikhtiar suatu ketika kelak pencarian itu pasti akan tiba di suatu sumber realitas yang absolut baik secara sadar mapupun tanpa disadari dan puncak dari semua itu adalah pengakuan bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas Kehendak Illahi yang terangkum dalam Qodo dan Qodar nya.

Belenggu hati inilah yang harus dilampaui dan ditaklukan agar dapat melihat kebenaran dan menerima hakikat bahwa manusia hanya berencana dan Tuhan semesta alam yang menentukan. Jika Belenggu-belenggu ini dapat dilenyapkan maka Insyah Allah kita semua dapat menemukan kebenaran, keadilan, kedamaian serta kebahagiaan yang bersumber pada suara hati yang menjadi fitrah manusia. Jangan berhenti bertasbih, karena ketika Hati bertasbih, jiwa kita sepenuh hati telah berserah pada hadirat Ilahi Rabbi sehingga tidak ada alasan untuk terpedaya dalam....

Belenggu Hati


nb. Thx Kanay... for remain me.... :) tq very much!
loading...
Bagikan :
Back To Top