Bukan Sekedar KAMUS!

loading...

Antara Kemiskinan dan Keserakahan

Antara Kemiskinan dan Keserakahan

potret kemiskinan kalau di lihat secara kontekstual sama-sama berkonotasi negatif. Siapa sih yang mau hidup dalam kemiskinan dan serba kekurangan? Pasti tidak ada. Siapa juga yang mau menjadi orang serakah? pasti juga tidak ada. Namun keserakahan dan kemiskinan bukanlah sesuatu yang bisa di inginkan ataupun tidak di inginkan, tapi suatu kondisi yang menyebabkan seseorang terpuruk didalamnya tanpa diberi kesempatan untuk memilih.

Ada yang bilang bahwa menjadi orang jahat

itu adalah pilihan. Menurut saya sama sekali tidak betul. Karena tidak mungkin ada satu orangpun di dunia ini yang ingin menjadi orang jahat. Seperti tidak mungkinnya seseorang itu ingin menjadi orang miskin atau orang serakah. Tapi kondisi, situasi dan keadaan yang menjadikan mereka seperti itu. Lalu kenapa Kondisi, situasi dan keadaan itu bisa ada?  Karena adanya peluang, kesempatan dan ketidak kompetenan.
Apa sih yang menjadikan seseorang itu kaya dan berada?
Apasih yang menjadikan seseorang itu melarat dan tidak berkecukupan?
Apakah karena keturunan?
Apakah karena seseorang itu rajin dan suka bekerja keras sedang yang lainnya hanyalah seorang yang pemalas?
Ataukah karena Nasib?

Bumi Indonesia sangat luas dan subur sehingga jika ada hasrat dan kemauan.. seperti kata koesplus.. tongkat kayu dan batu pun bisa jadi tanaman. Lalu kenapa kemiskinan masih merajalela?? Jika anda berkunjung ke kota apalagi ke Ibukota Negara, maka pengemis yang berbaris rapi di trotoar, jembatan penyeberangan, emperan toko... sambil menegadahkan tangan adalah pemandangan yang sudah biasa.

Dan jika anda mampir kedesa, desa kecil seperti desa saya.. yang terpencil di tepi hutan belantara... maka disamping rumah-rumah dan pekarangan penduduk yang tumbuh bukan lagi sayuran dan palawija.. tapi belukar dan halaman yang tidak terurus. Tanah luas dibiarkan gersang kerontang atau ditumbuhi tanaman liar sejenis alang-alang. Kenapa? Karena setiap orang ingin mendapatkan uang cepat, menjadi kaya instant tanpa harus membanting tulang.  Menutupi kemalasan dengan kemiskinan.

Kenapa orang lebih suka memanfaatkan penderitaan diri untuk mendapat simpati? Mengharap untuk dikasihani dengan menjatuhkan maruah diri… kenapa? Apakah kemiskinan akan terhapuskan?
Jika saja si ‘miskin; sedikit saja memiliki sifat ‘serakah’… tentu dia akan menjadi kaya… ???? Antara kemiskinan dan keserakahan yang di perlukan hanya peluang, kesempatan dan kemauan…
loading...
Bagikan :
Back To Top